PEMBUANGAN RACUN TUBUH ( DETOKS )

Sabtu, 19 Oktober 20130 komentar

Bagi kita khususnya yang tinggal di daerah perkotaan yang selalu di sibukan dengan kegiatan pekerjaan kantor (stress) belum lagi macet lalu lintas, polusi dari asap kendaraan motor, asap rokok, seringnya mengkonsumsi makanan yg banyak mengandung bahan pewarna, MSG, pemanis buatan, racun pestisida dari buah dan sayuran yang kita beli di pasar, yg lama kelamaan akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga TIDAK SADAR lagi bahwa di dalam DARAH sudah  mengendap 3000 macam Zat RACUN sebagai BOOM WAKTU yang kapan saja siap meledak dan merontokan kesehatan kita.

Keberatan Ber Investasi dengan KESEHATAN sejak awal, akibatnya di kemudian hari Uang yang kita kumpulkan dari hasil kerja keras akan terbuang dengan sia-sia hanya untuk berobat!

Dari Jaman dulu hingga sekarang terapi kesehatan yang terbaik adalah dengan Metode DETOKSIFIKASI / Pembuangan racun yaitu dengan melakukan PUASA dan DIET MAKANAN ORGANIK! ..

Yang MENARIK di akhir kutipan yang kami ambil dari Blog Dr. Inayah Budiasti, M.S.,SpGK beliau menuliskan bahwa MELILEA Sebagai Makanan Organik yang kaya akan serat dan protein yang MAMPU MEMPERLANCAR DETOKS
Entah mengapa detoksifikasi atau sering disebut detoks selalu dihubungkan dengan pelangsingan tubuh. Padahal, anggapan ini tidak selalu benar. Manfaat sebenarnya dari detoksifikasi ialah mengeluarkan toksin atau racun dari dalam tubuh. Ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK mengungkapkan, toksin di dalam tubuh manusia memang terjadi secara alami, bisa berasal dari AMPAS MAKANAN dan makanan-makanan yang tidak tercerna.

SUMBER TOKSIN
  • Ekternal : Bahan kimia seperti pestisida, zat atau makanan aditif, logam berat pada air, kimia industri, residu obat-obat farmasi, dan sebagainya
  • Internal : Secara alami Tubuh juga memproduksi TOKSIN, Hal ini merupakan proses metabolisme, yang setiap hari terdapat pembelahan sel-sel baru Sementara itu, sel-sel lama menjadi aus dan mati.
  • Pikiran dan emosi negatif juga merupakan racun bagi sel-sel tubuh.
DETOKS Tidak di Lakukan Dalam Waktu Singkat

Dalam kondisi normal, ampas dikeluarkan secara teratur setiap hari melalui sistem pembuangan tubuh. ”Yang paling efektif ialah pembuangan racun tubuh itu melalui buang air besar minimal satu kali. Tidak ada ketentuan yang sama setiap hari. Misalnya, sampah dapur restoran. Kadang menumpuk tinggi atau sedikit saja, tergantung dari pemesanan. Begitu pula racun di dalam tubuh, bisa berbeda setiap hari, tergantung gaya hidup.

Dia mencontohkan, jika seseorang pada suatu hari mengonsumsi makanan sehat berupa sayuran kaya serat, tidak memiliki masalah yang membebani pikiran dan pekerjaan lancar, toksin yang diproduksi di dalam tubuh tidak terlalu banyak. Kemudian, keesokan hari semua berubah. 

Undangan makan membuat orang tersebut makan berbagai makanan olahan, dengan beban kerja berat dan masalah pelik di rumah, otomatis kadar toksin yang diproduksi tubuh meningkat. Karena itu, Inayah kurang menyetujui detoks dilakukan dalam satu kesatuan yang singkat. Apalagi, tubuh memerlukan waktu beradaptasi ketika melakukan detoks.
 
ORGAN-ORGAN Tubuh yang Bekerja Saat Proses DETOX
melilea detoks  

Biasanya, proses detoks dimulai pada bagian usus besar (colon) sebagai salah satu organ utama pencernaan. Selain itu, detoks juga bisa dilakukan pada organ tubuh lain, seperti hati, ginjal, saluran pernapasan, kulit. ”Organ tubuh yang didetoks memang organ yang secara natural memiliki kemampuan untuk detoks tubuh, seperti usus besar, hati, ginjal, paru-paru, kulit,” pungkas alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) itu –

Dr Angela C Ardhanie.
PUASA Dengan Cara Bertahap

Puasa bagi orang-orang yang sudah terbiasa melakukan setiap satu tahun sekali selama satu bulan, tentu tidak ada masalah. Tubuh pun akan mudah beradaptasi. Namun, bagi yang belum terbiasa, maka proses detoksifikasi melalui puasa harus dilakukan secara hati-hati. 

Pasalnya, tubuh harus beradaptasi dari asupan makanan dengan porsi yang biasa menjadi porsi yang lebih sedikit. Misalnya, mulai proses puasa selama dua hari dalam dua pekan, kemudian dua hari dalam sepekan, begitu seterusnya sampai bisa dilakukan setiap hari berturut-turut selama 30 hari. Seusai berpuasa, penting untuk tetap menjaga asupan makanan supaya tubuh yang sudah sehat dan bebas racun tadi tidak kembali dipenuhi racun.

Karena itu, dr Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan detoks sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Layaknya orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola makan, demikian juga yang dilakukan tubuh. ”Saat tubuh mengalami pengurangan asupan makanan, maka yang pertama dibuang ialah cairan. Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh. Padahal, sebanyak 80 persen tubuh terdiri atas air,” ungkapnya.

Karena itu, detoks yang dilakukan baik melalui puasa tanpa makan dan minum untuk waktu tertentu atau puasa jus, perlu dilakukan secara bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi minimal sekitar dua pekan untuk mendapatkan hasil terbaik. ”Memberi waktu istirahat dua pekan untuk saluran cerna sangat baik, yang penting asupan makanannya diatur,” tandasnya.

REAKSI DETOKS (Ahli diet Jackson-Blatner)
terdapat beberapa efek dari detoks yang harus diperhatikan. Misalnya, berat badan yang turun secara cepat tidak baik bagi tubuh. Saat proses detoks, ketika toksin melewati pembuluh darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul gejala :

Sakit Kepala, Mual, Kembung, Ssembelit, Pilek, Flu, Demam Ringan, Gangguan Kulit, Gangguan Emosi,  Serta Kedinginan. Kadang disertai perubahan warna air seni dan napas bau.

”Reaksi ini sangat individual sifatnya. Pada orang tertentu, reaksi ini boleh jadi tidak muncul atau sudah terjadi pada hari pertama,” ungkap Jackson-Blatner. Namun, reaksi itu baru muncul pada hari ketiga karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot, hari kedua dari lever. Untuk bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga membutuhkan waktu lebih lama.

PUASA Untuk Detoks
Dengan berpuasa terjadi proses yang sungguh menyehatkan tubuh, yaitu pembuangan racun-racun (detoksifikasi). Penurunan berat tubuh hanya merupakan efek samping dari proses detoks tersebut. Puasa baik dilakukan tidak hanya untuk orang yang ingin menurunkan berat badan. Orang sehat dengan berat badan ideal pun sangat baik menjalani puasa secara periodik agar racun yang masuk ke tubuh tidak menumpuk dan menjadi penyakit parah.

Berpuasa Bisa di Lakukan Berbagai Cara, Namun pada Prinsipnya Yakni
- Tidak Memasukan Makanan Berlebihan ke dalam Tubuh terutama yang tidak sehat.
- Penghematan Energi: mengurangi pemborosan energi hingga energi yang dihasilkan tubuh betul-betul digunakan untuk merontokkan semua racun,” Penghematan energi tadi bisa dilakukan makan hanya selepas magrib hingga sebelum subuh, atau Hanya Menyantap Buah dan Sayuran. Dengan berpuasa atau menyantap makanan yang mudah dicerna, tubuh tidak menggunakan energi untuk mencerna makanan, tetapi betul-betul untuk membuang racun. – Ujar ahli gizi dari Rumah Sakit Jakarta dr Inayah Budiasti MS SpGK.

Detoksifikasi merupakan pembuangan racun-racun tubuh Dengan Cara Terbaik MEMBERIKAN NUTRISI yang sesuai untuk sel-sel tubuh.

Menurut ahli terapis organik dari Healthy Choice Kemang dr Angela C Ardhanie, biasanya dia menganjurkan orang yang ingin melakukan detoks menjalani puasa dengan tetap mengonsumsi jus buah dan sayuran. 

Sesuai prinsip Healthy Choice yang mengedepankan produk organik, maka jus buah dan sayuran yang dipilih berasal dari buah dan sayur organik, yang dijamin tanpa tambahan zat pengawet dan gula

Melilea telah memformulasikan Green Field Organic sebagai makanan organik yang kaya akan serat, protein nabati dan vitamin yang terbukti mampu memperlancar proses pembuangan racun di tubuh (detoksifikasi) :)
Sumber : hanglekiumc.com
Share this article :

Posting Komentar

POPULER MINGGU INI

 
Supported by : Free Backlink
Copyright © 2011. Melilea Organic Revolution - All Rights Reserved
Published by Kata Bijak
Proudly powered by Rumus Cinta